Minggu, 13 Juli 2014

Dampak penggunaan petisida








Kelemahan paling serius dari penggunaan bahan-bahan kimia untuk mengendalaikan hama penyakit adalah adalah bahwa kebanyakan spesies hama –khususnya hama serangga- dapat mengembangkan resistensi genitas terhadap racun-racun kimiawi melalui seleksi alamiah. Kalau suatu wilayah di semprot dengan pestisida, sebagian besar organisme hama terbunuh. Namun begitu, terdapat organisme dari suatu sepesies tertentu dapat terus hidup karena memiliki gen yang membuatnya resisten atau imun terhadap pestisida tertentu.
Oleh karena kebanyakan sepesias hama – hususnya serangga – memiliki waktu reproduksi yang pendek, sejumlah organisme yang dapat bertahan hidup dapat memproduksi sejumlah besar keturunan yang memiliki sama resistensinya dalam angka pendek.
Kalau populasi keturunannya di semprot berulang-ulang dengan pestisida yang sama, maka generasi berikutnya, akan memiliki resistensi yang lebih tinggi prosentasinya. Jadi, pestisida yang banyak dipakai (khusnya insektisida) akhirnya gagal karena adanya resistensi genetis dan biasanya malah mengakibatkan populasi hama yang jauh lebih besar, khussnya pada serangga  yang banyak keturunannya dan pendek waktu reproduksinya. Di daerah-daerah beriklim sedang, kebanyaka serangga mengembangkan resistensi genetis terhadap racun kimiawi dalam waktu 5-10 tahun. Di daerah tropis hal ini jauh lebih cepat terjadi. Organisme penyakit tanaman dan gulma juga mengembangkan resistensi genetis namun tak secepat seperti kebanyakan serangga.
Antara tahun 1950 dan 1990 hampir 500 sepesies hama serangga yang mempunyai resistensi genetis terhadapa satu pestisida atau lebih. Setidaknya 20 sepesies serangga pada saat ini imun terhadap semua insektisida yang umum dipakai. Diperkirakan menjelang tahun 2000 semua sepesies serangga yang merupakan hama utama akan menunjukan bentuk resistensi genetis, yaitu sekitar 80 sepesies serangga dan 500 spesies gulma menjadi resisten terhadap 1 hebatisida atau lebih. Oleh karena setengah atau dari keseluruahan pestisida di seluruh dunia herbisida, maka resistensi genetis pada gulma di perkirakan akan semakin meningkat pesat. Resis tensi genetis juga muncul pada 70 sepesies jamur yang di beri fungisida dan muncul pula pada 10 spesies pengerat ( kebanyakan tikus) yang di beri rodentisida.
Dengan adanya resistensi genetis ini, kebanyakan insektisida yang sering dipakai tidak lagi melindungi manusia dari penyakit yang ditularkan oleh serangga dibanyak wilayah di dunia. Ini kan membawa penyakit yang lebih serius. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kenaikan 40x lipat penyakit malaria ditahun 1970 dan 1988 di 84 negara tropis dan sub tropis    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar