Kelemahan paling serius dari penggunaan bahan-bahan kimia untuk
mengendalaikan hama
penyakit adalah adalah bahwa kebanyakan spesies hama –khususnya hama serangga- dapat mengembangkan resistensi
genitas terhadap racun-racun kimiawi melalui seleksi alamiah. Kalau suatu
wilayah di semprot dengan pestisida, sebagian besar organisme hama terbunuh. Namun begitu, terdapat
organisme dari suatu sepesies tertentu dapat terus hidup karena memiliki gen
yang membuatnya resisten atau imun terhadap pestisida tertentu.
Oleh karena kebanyakan sepesias hama – hususnya serangga – memiliki waktu
reproduksi yang pendek, sejumlah organisme yang dapat bertahan hidup dapat
memproduksi sejumlah besar keturunan yang memiliki sama resistensinya dalam
angka pendek.
Kalau populasi keturunannya di semprot berulang-ulang dengan
pestisida yang sama, maka generasi berikutnya, akan memiliki resistensi yang
lebih tinggi prosentasinya. Jadi, pestisida yang banyak dipakai (khusnya
insektisida) akhirnya gagal karena adanya resistensi genetis dan biasanya malah
mengakibatkan populasi hama
yang jauh lebih besar, khussnya pada serangga
yang banyak keturunannya dan pendek waktu reproduksinya. Di
daerah-daerah beriklim sedang, kebanyaka serangga mengembangkan resistensi genetis
terhadap racun kimiawi dalam waktu 5-10 tahun. Di daerah tropis hal ini jauh
lebih cepat terjadi. Organisme penyakit tanaman dan gulma juga mengembangkan
resistensi genetis namun tak secepat seperti kebanyakan serangga.
Antara tahun 1950 dan 1990 hampir 500 sepesies hama serangga yang
mempunyai resistensi genetis terhadapa satu pestisida atau lebih. Setidaknya 20
sepesies serangga pada saat ini imun terhadap semua insektisida yang umum
dipakai. Diperkirakan menjelang tahun 2000 semua sepesies serangga yang
merupakan hama utama akan menunjukan bentuk resistensi genetis, yaitu sekitar
80 sepesies serangga dan 500 spesies gulma menjadi resisten terhadap 1
hebatisida atau lebih. Oleh karena setengah atau dari keseluruahan pestisida di
seluruh dunia herbisida, maka resistensi genetis pada gulma di perkirakan akan
semakin meningkat pesat. Resis tensi genetis juga muncul pada 70 sepesies jamur
yang di beri fungisida dan muncul pula pada 10 spesies pengerat ( kebanyakan
tikus) yang di beri rodentisida.
Dengan adanya resistensi genetis ini, kebanyakan insektisida yang
sering dipakai tidak lagi melindungi manusia dari penyakit yang ditularkan oleh
serangga dibanyak wilayah di dunia. Ini kan
membawa penyakit yang lebih serius. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
kenaikan 40x lipat penyakit malaria ditahun 1970 dan 1988 di 84 negara tropis
dan sub tropis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar